Penelitian Survei

Penelitian Survei 
Jika kita ingin mengetahui apa yang dipikirkan orang lain atau perasaan seseorang, maka yang harus kita lakukan adalah bertanya kepada mereka. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian survei.  Penelitian survey menurut para ahli didefinisikan sebagai:

Check & Schutt: "pengumpulan informasi dari sampel individu melalui tanggapan mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan" 

Sugiyono secara spesifik mendefinisikan penelitian survey sebagai “penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis”.


Penelitian survey menurut Dunn, membutuhkan pembuatan dan penyebaran kuesioner dalam bentuk self-report yang dirancang untuk mengukur pikiran dan perasaan orang tentang sesuatu, baik itu isu politik, social, pengalaman, atau sebuah ide.

Penelitian survei sering digunakan untuk mengukur pikiran, perilaku dan perasaan seseorang. Beberapa penelitian survey hanya bertujuan untuk menggambarkan apa yang orang pikirkan dan lakukan. Ada juga yang berusaha untuk menemukan hubungan antara karakteristik (demografis: gender, agama, status) responden dengan perilaku dan opini yang dilaporkannnya. Misalnya, peneliti dapat memeriksa apakah ada hubungan antara gender dan sikap seseorang tentang masalah social tertentu. Penelitian survey yang bertujuan untuk melihat hubungan ini disebut penelitian korelasional.
Psikolog dan sosiolog sering menggunakan penelitian survei untuk menganalisis perilaku seseorang. Penelitian survei digunakan untuk menambah pengetahuan di bidang-bidang seperti sosial, psikologi dan demografi. Penelitian survei adalah salah satu bidang pengukuran yang paling penting dalam riset sosial terapan. Di ranah media politik, penelitian survey digunakan untuk mengetahu persepsi masyarakat terhadap tokoh politik, elektabilitas dan popularitas politikus di kalangan masyarakat.

Survei dapat dilakukan melalui telepon, surat, melalui internet, dan kadang-kadang tatap muka. (Penulis pernah menjadi sampel penelitian tentang isu radikalisme di kampus, peneliti mendatangi langsung ke tempat tinggal saya untuk meminta saya mengisi questioner penelitian surveinya). Untuk sampelnya banyak, peneliti survei bisa memanfaatkan teknologi internet melalui google form untuk membuat kuesioner dan menyebarkannya ke pengguna internet, dan tentunya pengguna internet yang menjadi sampel penelitian haruslah sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan terlebih dahulu.


Sebuah kuesioner terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya yang diberikan kepada sampel. Sampel haruslah memiliki karakteristik yang ditentukan, atau sampel yang representatif, yaitu yang mewakili populasi yang lebih besar, seseorang dapat menggambarkan sikap populasi dari mana sampel tersebut diambil. Pemilihan sampel yang baik atau sampel yang representatif sangat penting dilakukan, karena memungkinkan seseorang untuk menyamaratakan temuan dari sampel ke populasi, yang merupakan tujuan keseluruhan dari penelitian survei. Karena penelitian survei hampir selalu didasarkan pada sampel populasi, maka keberhasilan penelitian tergantung pada keterwakilan sampel sehubungan dengan target populasi yang menarik bagi peneliti.

Reference:
Dana S. Dunn, Research Methods for Social Psychology, (USA: Wiley, 2013)
J. Check dan R. K. Schutt, “Survey research”. dalam Research Methods In Education, J. Check dan R. K. Schutt, Eds.  pp. 159–185. (CA: Sage Publications, 2012).
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta 2013).

Komentar