Trip Dieng dan Pendakian Gunung Prau: Sebuah Catatan Rahmansps
Postingan pertama saya di blog ini adalah menceritakan pengalaman trip Dieng Wonosobo. Pada trip Dieng, saya dan teman2 a.k.a gragas family juga mengunjungi Candi Arjuna, Telaga Warna, dan mendaki gunung Prau.
Jadi, ceritanya begini gaz. Saya diajak oleh teman satu kostku mendaki gunung Prau. Seriusly, sebelumnya saya ga pernah mendaki gunung atau ngcamp gunung. Butuh waktu 1 hari mengiyakan ajakan temanku tersebut. Singkatnya saya bisa ikut setelah minta ijin sama bos. Adapun minta ijin sama ortu saya skip dulu, takut ga dapat ijin.
Oh, iya. Estimasi share cost trip Dieng ini 300k. Kami meponya di plaza semanggi Jakarta, jam 10.00 p.m jumat malam. dan berangkat dari Jakarta jam 12.00 p.m. dengan rombongan 18 orang termasuk supir. Dari Jakarta kami berangkat menggunakan Mobil Elf, lama perjalanan Jakarta ke Dieng sekitar 6 jam perjalanan.
Poto2 dulu di Tugu Welcome to Dieng
Pertama2 kami menunjungi Candi Arjuna Dieng, tiket masuknya Rp. 10.000. Untuk tiket masuk candi sudah dicover sama SC.
Ini gaz, photo komplek Candi Arjuna.
Kata temanku, jika di musim kemarau, kita bisa menyaksikan embun-embun pagi yang berubah menjadi butiran kristal-kristal es di atas rumput dan dedaunan. Penomena ini disebabkan pada musim itu bersuhu hingga minus 3 derajat celcius.
Setelah dari komplek candi Arjuna, kami mengunjungi tempat wisata Kawah Sikidang (Sikidang Crater). Jarak dari candi Arjuna ke Kawah Sikidang hanya 2km. Kawah Sikidang merupakan salah satu wisata unggulan di Dieng. Ntar di area parkiran tempat wisata kawah, kita ditawarkan untuk membeli masker. Ya, karna di area kawah Sikidang udaranya telah bercampur dengan bau gas, belerang atau sulfur. Jadi tidak baik untuk menghirup udara di sana secara langsung.
Di wisata kawah Sikidang ini ada banyak spot untuk poto2. Seperti poto bersama burung Hantu, motor trial, dan kawah Sikidang.
Ingat gaez, untuk take picture dengan burung Hantu dan motor trial dikenakan biaya. N di tempat ini kita juga bisa membeli jajanan atau oleh2 khas Dieng.
Lanjut gaez, after destinasi kawah Sikidang, kami menuju obyek wisata Batu Ratapan Angin. Objek wisata yang satu ini jangan sampe dilewatkan saat berkunjung di Dieng. Karna, dari sini kita bisa menikmati pemandangan telaga Warna dan Pengilon. Ini gaez penampakannya.
Spot Batu Ratapan Angin berada di atas bukit di sisi sebelah kiri Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Next, setelah puas mengunjungi destinasi2 wisata yang ada di Dieng, kami langsung cusss ke pos pendaftaran pendakian gunung Prau. Di pos ini kami beristirahat sebentar, makan, dan mengatur ulang packing barang2 bawaan untuk ngecamp di puncak gunung Prau. Lokasinya berada di di kawasan dataran tinggi Dieng. Gunung Prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl. Dan merupakan gunung tertinggi ke-7 di Jawa Tengah. Puncak gunung Prau sangatlah cocok untuk menikmati Golden Sunrise. Hal ini dikarenakan, kita akan disuguhkan pemandangan sunrise yang super keren dengan latar belakang gunung Sindoro dan Sumbing, Ajiib banget deh gaez.
Start point pendakian dimulai dari pos pendaftaran. Oh ya gaez, klo mendaki gunung jangan lupa untuk berdoa kepada Allah. Memohon keselamatan saat pendakian dan pulang ke keluarga dengan selamat.
Pendakian dimulai jam 3 siang. Dengan taksiran pendakian paling cepat 3 jam dan paling lama 4 jam. Normalnya kata orang2 pendakian gunung Prau Cuma 2 jam. Tapi karena sebagian orang dalam rombongan kami banyak yang newbie (pemula spt saya), maka kami tidak menargetkan 2 jam harus sampai. Rencananya, kami harus sampai ke puncak gunung Prau sebelum jam 6. Karena harus mempersiapkan tenda2.
Perjalan pertama, kami menyusuri perkampung yang ada di kaki gunung Prau. Setelah itu trek pendakian berubah menjadi jalan seperti gambar di bawah ini gaez. Jika pengen menghamat tenaga, kita bisa menggunakan jasa poter untuk sampai ke posko ke-1. Dalam pendakian gunung Prau ada 4 posko peristirahatan.
Lanjut ceritanya, saat kami melakukan pendakian tiba2 cuaca berubah hujan. Untungnya setiap anggota membawa jas hujan untuk dipakai dan cover bag untuk melindungi tas. Selama pendakian, rombongan kami terbagi manjadi tiga kelompok. Kelompok pertama beranggotakan 4 orang yang sudah sering melakukan pendakian gunung. Kelompok kedua ada 4 orang juga, termasuk saya. Kelompok ketiga ada 9 orang. Singkatnya, kelompok pertama mencapai puncak Prau sebelum hari gelap. Sedangkan kelompok saya, sampai ke puncak saat hari sudah gelap dan hujanpun turun lumayan deras. So, saat situasi seperti itu, kami mencari tenda kelompok pertama. Teman kelompok saya yang cewe, mereka menumpang berteduh di tenda orang lain. Sedangkan kelompok ketiga masih dalam pendakian. Oh iya, saat itu kebanyakan peralatan tenda berada di kelompok ketiga.
Jika tidak salah, kelompok ketiga sampai di puncak gunung Prau sekitar jam 7 malam. Setelah mereka sampai, kami pun bergabung menjadi satu rombongan dan mulai mendirikan tenda. Ada 5 tenda yang kami dirikan. 3 untuk cewe dan 2 untuk cowo. Tidak banyak kegiatan yang kami lakukan di malam itu, karena hujan gerimis yang berlanjut hingga tengah malam. Jadi, setelah ganti baju dan makan malam di tenda masing2 kami pun langsung tidur.
Ngecamp di gunung prau ini merupakan memont yang tidak bisa dilupakan buat ku. Jelas saja, ini adalah pertama kalinya saya ngecamp gunung dan yang pastinya saat itu di luar perkiraan ku bahwa dalam tenda yang seharusnya untuk 4 orang dijejal menjadi 6 orang. Keadaan seperti, berjejalan saat tidur tidak biasa bagiku, membuatku susah untuk tidur. Apalagi selimut tidur (iya selimut tidur, bukan sleeping bag) yang ku bawa basah karena hujan. Jadilah malam itu, malam yang.... (sulit diungkapkan gaez... kebayangkan cuaca hujan, udara dingin, selimut basah, tidur berjejalan). N sebelum saya tertidur pulas sekitar jam 2 an malam hujan sudah reda, saya menyempatkan keluar tenda untuk melihat bintang2 di langit. Puas menikmati pemandangan langit di malam hari, saya pun langsung masuk ke tenda lagi dan tidur.
Dan singkatnya, saya melewatkan golden sunrise di pagi harinya. Karena saya baru bangun jam 6 pagi.
Beberapa poto yang sempat saya ambil di pagi hari di puncak gunung Prau.
Start turun gunung pada jam 10 a.m. Untuk jalur turun gunung Prau, kami memilih jalur Dieng. Kata suhu rombongan, jalur Dieng lebih landai dan jaraknya cukup jauh. Normalnya, turun melalui jalur Dieng ini memakan waktu 4 jam. dan saya lupa ada berapa posko pada jalur ini.
Gaez, klo turun gunung jangan lupa bawa kembali sampah rombongan ya.
Sampai di bascamp sekitar jam 3 p.m. di sana kami istirahat sebentar. Sebagian teman ada yang mandi di tempat pemandian umum dan adapula yang cari makan. Kami memulai perjalanan pulang dari Dieng hari minggu jam 6 p.m dan sampai di Jakarta hari senin jam 4 a.m.
Inilah cerita pengalaman saya saat trip Dieng dan mendaki gunung Prau.
Kasih komentar ya gaez. n terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
Sungguh menginsipari pmndangnnya sejuk thanks guys
BalasHapusakhirny, anak gragas ada yg mampir juga.
Hapuswelcome bang putu...