Ragam Motivasi Kerja Kemanusiaan...

Ragam Motivasi Kerja Kemanusiaan...
Sebagian orang mungkin tergerak menjadi pekerja kemanusiaan karena tersentuh oleh penderitaan yang dialami orang lain, motivasi yang berasal dari rasa peduli dengan keadaan orang lain.  Kepedulian bukan hanya tentang perasaan, namun juga ada perilaku dan tindakan yang menyertainya. Jika hanya berbentuk perasaan maka itu hanya bisa disebut sebagai simpati, jika perasaan ini berlebih hingga ia memposisikan diri mereka sebagai seseorang yang mendapatkan penderitaan maka itu disebut dengan empati. Seseorang dikatakan peduli terhadap orang lain jika perasaan simpati maupun empati memunculkan perilaku yang menunjukkan kepedulian. Itu bisa berbentuk bantuan, perbaikan dan dorongan kepada orang-orang yang medapatkan kesulitan agar mereka menjadi lebih baik. Ada wujud perilaku dari perasaan peduli. 


Misalnya, ketika kita membaca atau mendengar berita bencana, kemudian dengannya kita merasa kasihan dan iba dengan kondisi korban bencana tersebut, maka kita telah bersimpati kepada mereka. Jika kita membayangkan diri kita berada dalam posisi korban bencana, hingga merasakan bagaimana penderitaan yang mereka hadapi dan berbagi penderitaan, maka kita telah berempati kepada mereka. Jika kita melakukan upaya terhadap korban bencana, baik berupa bantuan donasi maupun tenaga maka itu adalah bentuk kepedulian.

Para filantropis mewujudkan kepedulian mereka melalui sumbangan donasi, logistik, obat-obatan dan peralatan yang dibutuhkan di daerah bencana. Kewirausahaan sosial sebagai kerja kemanusiaan bekerja untuk mengembangkan, menciptakan, dan menerapkan solusi untuk pemecahan masalah social, lingkungan dan kemanusiaan.  Ketimbang memberikan donasi atau mengerahkan tenaga langsung dalam kerja kemanusiaan, para kewirausahaan social lebih berkutat pada bergerak dan mengejar ide-ide baru yang memiliki potensi untuk memecahkan problem sosial di masyarakat, menciptakan perubahan positif dalam masyarakat melalui kerja mereka. Meski berwarna kewirausahaan, namun tujuan mereka bukan profit dan meteri, melainkan perbaikan positif di masyarakat. Mereka tertantang dengan isu-isu global, mendedikasikan diri mereka untuk menyelesaikan tantangan terbesar dunia melalui solusi baru yang inovatif, terbarukan dan efek yang berkelanjutan.

source: www.sup.org

Para relawan mewujudkan kepedulian mereka dengan langsung terjun ke zona bencana, membantu para korban bencana, memberikan dukungan psikososial kepada pengungsi konflik, mengobati korban yang terluka, menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan, hingga membuatkan tempat tinggal sementara (pengusian) untuk para korban bencana atau konflik.

Selain rasa kepedulian, ada beberapa motif yang menjadi alasan seseorang mengambil peran dalam kerja kemanusiaan, seperti yang disebutkan oleh Magdalena Bjerneld et. al., dari hasil interview mereka terhadap relawan kerja kemanusiaan.

Ingin berkontribusi, semua orang memiliki sisi kebaikan dalam diri mereka, yang medorong untuk melakukan perbaikan terhadap dunia dan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Keinginan untuk berkontribusi diidentifikasi sebagai motivasi utama dalam keputusan seseorang untuk bergerak di bidang kerja kemanusiaan. Sifat altruistik mereka muncul saat melihat orang dalam kesusahan dan kesulitan, membentuk sikap peduli dan ingin bekerja atas nama orang lain. Mereka ingin berbeda dengan orang lain dan membuat perbedaan yang signifikan, jika pada umumnya semua orang bekerja untuk mendapatkan materi, maka para pekerja kemanusiaan bekerja atas tujuan untuk membuat orang lain menjadi baik, membahagiakan dan mensejahterakan orang lain. Mereka ingin pekerjaan mereka lebih berarti.

Pengembangan pribadi dan pengenalan diri, motivasi ini tumbuh dari kesadaran bahwa seseorang harus berkembang dan terus tumbuh secara personal. Mereka menganggap bahwa peluang untuk pertumbuhan pribadi lebih besar di bawah kondisi menantang dari tugas kemanusiaan daripada dalam rutinitas normal kehidupan sehari-sehari atau dari tempat kerja yang nyamana. Ada tantangan berbeda dan berat dari tugas kerja kemanusiaan, dan inilah kesempatan untuk menguji batas diri mereka dan ingin mengetahui seberapa banya mereka bisa menangani kompleksitas masalah di lapangan. Ada sumber daya terbatas dalam kerja kemanusiaan, dan sisi lain mereka bekerja dalam situasi yang membahayakan yang dapat mengancam nyawa mereka. Kerja kemanusiaan merupakan bidang terbaik untuk pengembangan dan pengenalan diri, baik dalam arti kemampuan dan karakter diri.
source: viva.co.id

Pengalaman baru. Seseorang pasti memiliki keinginan berada di tempat baru, berpergian ke bagian lain di muka bumi ini, dan merasakan kondisi yang berbeda di kehidupannya. Cara terbaik untuk mendapatkan pengalaman baru ialah dengan berbuat sesuatu yang baru dan keluar dari lingkungan yang ditinggali sekarang. Kerja kemanusiaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman baru.

Pekerjaan yang lebih memuaskan, pekerjaan dirasa tidak memuaskan tatkala pekerjaan tersebut dilakukan secara monoton dan tidak memiliki arti dan memberi makna dalam kehidupan.  Kerja kemanusiaan adalah kerja yang penuh tantangan, dan kompleksitas masalah yang harus dihadapi. Ini pekerjaan yang menuntut fokus dan penyelesaian masalah yang cepat. Ketika seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik, dengan berbagai tantangan lapangan yang harus ditaklukkan maka rasa puas  dari hasil kerja adalah hal yang setimpal yang akan didapatnya. Kepuasaan dalam bekerja juga didapat dari seberapa memiliki arti dan makna pekerjaan tersebut. Jadi tidak heran jika banyak orang-orang meluangkan waktu mereka untuk mengambil peran dalam kerja kemanusiaan, dikarenakan mereka bosan dengan rutinitas kerja di kantor.

Reference:
Magdalena Bjerneld, et. al., “Motivations, Concerns, and Expectations of Scandinavian Health Professionals Volunteering for Humanitarian Assignments,” Disaster Management & Response 4 (2) : 49-58 (2006 Apr-Jun);

Komentar