Godzilla: Monster Planet (2017), Review dan Spoiler

Setelah puasa lebih dari satu bulan dari tidak menonton film, maksudnya ini karena  saya tidak mendapatkan film yang bagus dengan rating tinggi selama satu bulan ini. Akhirnya saya menemukan juga sebuah film bergenre action dan animation, film yang bertemakan monster Godzilla. Sebenarnya dan memang benar bahwa saya sama sekali tidak tertarik dengan film yang bertemakan monster, seperti Film Godzilla, baik film Godzilla terdahulu yang rilis di tahun 2014 atau tahun-tahun sebelumnya. Juga film action yang robot bertarung dengan monster dalam film Pacific Rim (2013). Kedua film terkenal ini belum saya tonton. Oh iya, terkecuali film King Kong yang berjudul Kong: Skull Island (2017), saya telah menontonnya. Menurut saya ini adalah salah satu film bertemakan monster terbaik.


Lantas kenapa saya membahas atau mereview film Godzilla terbaru ini, Godzilla: Monster Planet (2017). Sejujurnya yang membuat saya tertarik untuk menonton film ini tak lain bahwa film ini bergenre Animation Jepang, apalagi grafik animasinya yang sangat bagus di video trailer film tersebut. Seandainya tidak bergenre animation, mungkin sudah saya lewatkan untuk menontonnya.

Secara teatrikal, Film Godzilla ini merupakan film yang ke-32, dengan franchise Godzilla. Jadi sudah ada kurang lebih 30 film tentang Godzilla. Film ini bercerita tentang bumi yang dikuasai atau tiba-tiba diserang oleh Godzilla. Meski telah melakukan perlawanan yang sengit, tapi umat manusia tidak mampu untuk mengalahkan Godzilla tersebut. Karena merasa menyerah akan ketidak berdayaan melawan Godzilla, umat manusia memilih mundur dan mengevakuasi diri meninggalkan planet bumi. (ini review apa menulis spoiler, wkwkwk) kasih spoiler dikit aja, dengan menyimpulkan point-point cerita film ini.


Selama evakuasi di luar angkasa, umat manusia mencoba mencari planet  yang layak untuk dihuni, namun pada akhirnya, mereka sadar dengan kemungkinan keberhasilan mendapatkan planet itu sangat kecil. Dengan adanya kemungkinan untuk mengalahkan Godzilla dari sumber artikel digital yang dirili anonym. Umat manusia menusia memutuskan untuk kembali ke bumi dan mencoba peruntung mengalahkan Godzilla. Dari sini kerseruan film pun dimulai.

Tokoh protagonis utama dari animasi ini adalah Haruo Sasaki, seorang kapten di kapal antariksa tersebut. Harou kenangan buruk dengan Godzilla, yakni ketika waktu ia kecil melihat kedua orang tuanya terbunuh oleh Godzilla, saat dalam mobil untuk menuju bandara evakuasi.  Selama dua puluh tahun, Haruo menyimpan kemarahan, di dalam benak, yang dipikirkan hanyalah bagaimana mengalahkan Godzilla dan bisa hidup di muka bumi.

Di depan Komite Pusat dan pemimpin pesawat antariksa, Harou menjelaskan bagaimana cara dan strategi mengalahkan Godzilla, dengan merujuk pada analisis artikel rahasia rekaman perlawanan umat manusia kepada Godzilla. (cukup sampai di sini spoilernya)

Film ini disutradarai oleh Hiroyuki Seshita dan Kobun Shizuno. Sebelumnya, Hiroyuki Seshita jug telah menyutradari film animation Blame! (2017). Naskah skenario film ditulis oleh Gen Urobuchi, dan Rumah Produksi yang memperakarsai film ini ialah  Polygon Pictures dan Toho Company. Dikatakan bahwa film ini merupakan film pertama dalam sebuah trilogy Godzilla, Ini diumumkan oleh Toho.


Pada desain baru Godzilla kali ini, sutradara Seshita menggambarkan," Dengan gumpalan serat otot dan jaringan tubuh Godzilla yang unik, yang untuk mendukung postur tubuh besarnya, yang tubuhnya nampak terlihat sangat kasar. Kehadirannya yang bergema di keseluruhan proyek, seakan-akan seperti dewa yang menakutkan, bahwa bahkan kita yang menciptakannya harus bersujud sebelumnya, itulah Godzilla kita.



  

Komentar