Psychological Distress - Malaise sebagai Gejala Gangguan Psikologis

Psychological Distress - Malaise sebagai Gejala Gangguan Psikologis
Malaise secara medis digambarkan sebagai kondisi tubuh lemas, tidak nyaman, kurang fit atau merasa sedang sakit. Malaise bukanlah suatu penyakit medis, melainkan suatu gejala dari penyakit. Malaise bisa dikatakan sebagai gejala pertanda awal bahwa individu akan mengalami sakit. Ada juga yang mengatakan malaise bisa terjadi tanpa diiringi keadaan sakit, karena yang menyebabkan malaise adalah gangguan psikis. Dalam kamus psikologi, malaise diartikan sebagai; (1) kelesuan dalam kehidupan ekonomi, (2) perasaan tidak enak badan, dan (3) sakit-sakit sedikit.


Pengertian pertama barangkali berasal dari peristiwa  depresi besar (great depression) yang sejarah catat. Yakni sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi di seluruh dunia secara dramatis, yang dimulai pada tahun 1929. Peristiwa yang dinamakan “Selasa Hitam”, merupakan peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24 Oktober dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929. Kala itu terjadi depresi besar-besar sebagai dampak hancurnya ekonomi baik di negara industri maupun negara berkembang. Krisis ekonomi ini ditandai dengan volume perdagangan internasional berkurang secara drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan keuntungan. Depresi besar-besaran yang disebabkan dari krisis ekonomi dunia ini dinamakan juga sebagai zaman malaise.

Dari peristiwa di atas dapat dipahami bahwa malaise tidak hanya menjadi gejela suatu penyakit medis akan tetapi juga menjadi gajela dari gangguan psikis seperti depresi dan distress. Namun jika seseorang terlalu lama berada dalam kondisi malaise, ini akan mengganggu kondisi kesehatan tubuh semisal berkeringat dingin, jantung berdetak keras, sakit perut, pusing, nafas pendek, tangan gemetar, merasa panas seluruh tubuh. Ini semua merupakan respon tubuh terhadap keadaan psikis terganggu. Sering kali kita menemui seseorang yang mengalami sakit kepala karena disebabkan stress atau jantung berdetak dengan kencang dan tangan yang bergemetar karena disebabkan perasaan cemas berlebihan.


Karena terdapat hubungan antara kondisi malaise dan gangguan mental, maka beberapa indeks pengukuran gangguan mental seperti depresi, anxiety (kecemasan) dan distress ini. pada awalnya sebagian besar menjadikan malaise sebagai atribut pengukuran, seperti indeks Gurin, Veroff, & Feld (1960) dan Srole dan kawan-kawannya (1962).

Indeks Gurin dalam Americans View Their Mental Health (1960) mengukur distress dengan indikator yang seluruhnya terdiri dari item yang mengacu pada malaise seperti pusing, tangan gemetar, dan kesulitan bangun di pagi hari.

Juga Indeks Srole (1962) sebagian besar berisi pertanyaan tentang depresi dan kecemasan, terutama komponen malaise yang digambarkan “apakah Anda merasa lemah sepanjang waktu?”, “apakah Anda terganggu oleh asam atau asam perut dan beberapa kali dalam seminggu?”, “Seberapa sering Anda tiba-tiba merasa panas?”, “Seberapa sering Anda bermasalah dengan sakit kepala?”.

Adanya kesadaran bahwa aspek psikologis memiliki peranan dalam mempengaruhi kesehatan fisik menarik minat psikolog untuk mengkaji lebih teliti tentang bidang ini, yakni psikologi kesehatan. Tujuan bidang penelitian ini tak lain berupa mencari tahu dan mengidentifikasi faktor-faktor psikologis apa yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Dan manfaat dari penelitian bidang ini ialah kita dapat mencegah dan merawat faktor-faktor psikologis tersebut sebagai cara memlihara kesehatan tubuh kita.

Bahan Bacaan:
John DeLamater, Handbook of Social Psychology, New York: Plenum Publisher, (2003)
J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajagrafindo Persada, (2002)
Yustinus Semium, Kesehatan mental 2, Yogyakarta: Kanisius, (2010)
Wikipidea dot com


Komentar