Saat berusia muda, Gordon W. Allport (1897 – 1967) pernah menemui
Sigmund Freud di Vienna, tepatnya pada musim panas tahun 1920. Allport pada
saat itu sangat mengagumi sosok Freud, bapak aliran psikologi psikoanalisis. Allport
adalah seorang psikolog Amerika, Allport merupakan salah satu psikolog pertama
yang fokus pada studi tentang kepribadian, dan sering disebut sebagai salah
satu tokoh pendiri psikologi kepribadian.
Allport mempelopori penelitian tentang kepribadian manusia.
Sebenarnya, Allport berada di Vienna untuk mengunjungi salah seorang saudaranya,
dan selagi di sana dia terpikir untuk berjumpa dengan Freud. Allport menuliskan
surat kepada Freud dengan “semangat progresif yang belum berpengalaman …
memberitahukan bahwa saya sudah berada di Vienna”. Dalam suratnya, Allport
berharap Freud akan senang berjumpa dengannya. Tak lama, surat Allport dibalas
oleh Freud dengan berisi undangan untuk berjumpa di kantornya
Pada hari pertemuan, Freud menyambut Allport dan mengajaknya ke
ruangan kerjanya. Di dalam ruang tersebut Freud berdiam, tidak berkata apa-apa,
sambil menatap Allport dan menantikan Allport untuk berbicara. Begitu juga
Allport, dia belum mengeluarkan sepatah kata pun.
Keadaan hening diam yang begitu lama dan sembari terus-menerus
menerima tatapan yang tajam dari Freud, keadaan ini membuat Allport tidak enak,
akhirnya Allport putus asa. Karena tidak tahu harus berkata apa, Allport
menceritakan sebuah kejadian kecil tentang anak laki-laki berusia empat sampai
lima tahun yang dia lihat di trem, dalam perjalanan menuju ke tempat Freud.
Anak laki-laki itu tampaknya memiliki ketakutan yang jelas akan kotoran. Sesekali
anak kecil itu berkata kapada ibunya: “saya tidak mau duduk di sana, jangan
biarkan laki-laki yang kototr itu duduk di samping saya”. Perilaku anak kecil
itu menarik perhatian Allport. Setelah Allport bercerita tentang perilaku anak
kecil tersebut, keadaan kembali seperti semula, ekspersi Freud tetap sama,
masih berdiam.
Sigmund Freud - Bapak Psikoanalisis
Namun keadaan diam ini tidak terjadi begitu lama. Karena Freud mulai
berbicara, dia memulainya dengan pertanyaan; "And was that little boy
you?". Freud percaya bahwa Allport mengekspresikan konflik batinnya yang
tidak sadar dengan menceritakan kejadian itu.
Tentu saja anak kecil di trem itu bukan Allport. Pertanyaan Freud ini
membuat Allport terkejut, Allport tidak habis pikir bahwa Freud akan mencoba
untuk menemukan makna yang dalam terkait insiden kecil dan biasa seperti itu.
Allport tidak menanggapi pertanyaan Freud tersebut, dia mengubah arah pembahasan
ke tema lain.
Moment pertemuan ini sangat membekas bagi Allport muda, menimbulkan
kecurigaan terhadap penyelidikan mendalam kepada ketidaksadaran atau alam bawah
sadar (unconscious) yang menjadi dasar teori-teori aliran psikoanalisis.
Menurut Allport, ahli-ahli psikologi lebih baik dinasihati supaya bekerja pada
bagian permukaan atau keadaan sadar manusia seperti motif-motif seseorang,
ketimbang terjun ke dalam kedalaman yang gelap dari keadaan ketidaksadaran
manusia.
Allport menjelaskan bahwa pertemuan dengan Freud mengajarkannya untuk
melihat lebih jauh pada tingkat permukaan (area kesadaran) dan aspek
kepribadian yang nyata sebelum menyelidiki secara mendalam ke alam bawah sadar.
Inilah jalan yang akan ditempuhnya kemudian dalam penelitian-penelitiannya
tentang kepribadian.
Sumber bacaan:
Duane
Schultz, Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadiaan Sehat (Yogyakarta:
Kanisius, 2002)
Biografi
Allport yang terdepat di Google Book
Komentar
Posting Komentar