“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” kalimat yang
pertama kali terlintas dalam pikiran saya saat mendengar atau membahas tentang
guru. Guru di mata saya merupakan sosok yang paling saya hormati dan kagumi
setelah orang tua. Menjadi seorang guru bukan semata-mata tentang profesi untuk
mencari nafkah, akan tetapi lebih dari itu. Menjadi seorang guru menurut saya
ialah panggilan (sense of calling), jalan dan tujuan hidup.
Ketika saya memberitahukan kepada orangtua saya bahwa saya ingin
menjadi seorang pengajar. Mereka tidak menolaknya, meski mereka tahu bahwa guru
dilihat sebagai profesi dengan status honorer, penghasilannya bisa dikatakan
tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-hari. Tapi mereka tahu bahwa pilihan
menjadi adalah pilihan kebaikan dan pilihan menjadi baik.
picture dari google
Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan dan mendidik nilai-nilai
kebaikan kepada murid sehingga membentuk karakter kepribadian yang sehat secara
psikologis. Menjadi guru secara langsung memikul tanggung jawab moral, moral
individu, sosial dan bangsa. inilah mengapa dikatakan menjadi guru tak lain
sebagai pilahan menjadi baik.
Dilihat melalui indeks profesi kerja yang bahagia, profesi Guru selalu
memasuki 10 nominasi profesi kerja yang membuat seseorang bahagia. Di tahun
2015 hasil laporan survey therichest.com meletakkan profesi Guru di
urutan ke3 profesi kerja yang bahagia. Berbeda dengan laporan theguardian.com
yang meletakkan profesi Guru di urutan ke-2 setelah profesi Insinyur yang berada
di urutan puncak profesi kerja yang paling membahagiakan.
Lantas, kok bisa profesi Guru masuk tiga besar profesi kerja
membahagiakan, padahalkan problematika
menjadi Guru lumayan berat. Seperti mendapat nominal gaji yang rendah, ini hal
yang lumrah dalam problematika dunia guru. Jam masuk mengajar yang panjang,
guru didorong untuk banyak mengambil jam pelajaran biar bisa mendapat gaji
tambahan (sertifikasi). Kemudian, menghadapi murid-murid yang berbeda-beda
perilakunya (ada anak yang baik dan nakal, pendiam dan hyperaktif, cuek dan
cari perhatian), problem ini mau tidak mamu memaksa guru untuk bisa menguasai
lingkungan (environmental mastery) fisik maupun aspek psikis
murid. Belum lagi tugas administratif yang dibebankan pihak sekolah, yang
terkadang tugas ini menjadi kerjaan tambahan di rumah.
Meski demikian, dunia Guru tidak hanya berisi problem dan duka melulu,
tetapi juga ada rasa senangnya juga, seperti permen nano-nano. Hal yang paling
membahagiakan dari aktifitas sebagai seorang Guru ialah berbagi (sharing) dan
memberi (giving), berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup. pepatah umum bilang
“kebahagian itu ialah berbagi dengan
yang lain”.
Dan lagi, orang bilang hidup ini merupakan pilihan, pilihan mengambil
peran, peran yang nantinya memberikan cahaya pencarian kebermaknaan hidup. Saat
seseorang merasa akan adanya kebermaknaan hidup, sadar akan tujuan
eksistensinya. Maka apapun yang dia lakukan akan dilakukannya dengan rasa
bahagia. Mereka yang mampu bertahan sebagai seorang guru dengan segala problematiknya,
pastinya mereka menganggap bahwa tugas sebagai guru adalah panggilan tuhan yang
membawa kepada kebermaknaan hidup, pencarian akhir manusia.
Komentar
Posting Komentar